Pages

Jumat, 10 Mei 2013

Lampu LED, Lebih Aman dan Hemat Listrik


Mungkin sama dengan kebanyakan orang, bagi saya, salah satu pengeluaran rutin bulanan yang terasa lumayan besar adalah pembayaran tagihan listrik. Makanya, saya selalu tertarik dengan produk yang menawarkan solusi penghematan pemakaian listrik. Tentunya produk yang bagus tidak hanya sekadar hemat listrik, tapi juga aman bagi kesehatan.

Ketika mengetahui adanya teknologi lampu LED yang kabarnya hemat listrik tapi bisa memberikan pencahayaan maksimal dan juga ramah bagi kesehatan, saya langsung antusias. Menarik nih!

Dari informasi yang saya peroleh, konsumsi listrik dari penggunaan lampu LED bisa sampai 80% lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar atau halogen loh… Jelas ini berarti merupakan penghematan biaya tagihan listrik yang cukup signifikan.

Masih soal penghematan. Dengan menggunakan lampu LED, kita bisa pula menghemat pengeluaran untuk pembelian lampu secara berkala. Kenapa? Karena umur pemakaian lampu LED juga tergolong sangat lama, hingga 20-25 tahun. Bandingkan dengan umur lampu pijar standar yang rata-rata hanya bertahan sekitar 18 bulan saja. Jauh sekali perbedaan umur pemakaiannya.


Yang tidak kalah menarik, ternyata kelebihan lampu LED tidak hanya sebatas hemat listrik dan panjang umur saja. Masih ada sederet keuntungan lain yang bisa diperoleh para pemilik rumah seperti saya dari penggunaan lampu LED. Apa saja itu?

Di antaranya, cahaya yang dipancarkan lampu LED memberikan nuansa putih alami yang nyaman bagi mata karena tidak menyilaukan.

Lampu LED bebas timbal dan merkuri. Faktor ini penting dan menenangkan karena timbal dan merkuri adalah dua unsur kimia yang tidak baik bagi kesehatan anggota keluarga. Lampu LED juga tidak memancarkan UV.

Di sisi lain, lampu LED menawarkan manajemen panas yang terbilang efisien. Asal tahu saja, sebagian besar lampu pijar cenderung memancarkan panas yang cukup besar. Padahal panas yang berlebihan dapat mengubah warna dinding. Selain itu, lampu pijar biasa hanya mengkonversi sekitar 8% dari listrik yang digunakan menjadi cahaya. Berbeda dengan lampu LED, sekitar 15 sampai 25 persen listrik yang dikonsumsinya digunakan untuk menghasilkan cahaya. Dengan demikian, LED hanya sedikit menghasilkan panas.

Di samping itu, karena dimmable, lampu LED juga bisa menjadi solusi bagi pemilik rumah yang menginginkan pengaturan nuansa pencahayaan berkualitas yang berbeda di setiap ruangannya dengan tetap memerhatikan kenyamanan pandangan mata. Lampu LED menawarkan berbagai pilihan efek pencahayaan: warm white, cool white, sparkling, dan accent lighting. Adanya berbagai pilihan pencahayaan ini memungkinan para arsitek dan desainer interior dapat berkreasi lebih luas dalam menata ruangan di rumah kita.

Secara keseluruhan, bisa disimpulkan bahwa penggunaan lampu LED ramah bagi lingkungan dan kesehatan, lebih efisien, lebih fleksibel, hemat energi listrik, dan hemat biaya pemeliharaan karena tahan lama. Sangat menarik bukan?

Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, tidak heran jika penggunaan lampu LED diprediksi oleh para analis akan segera mendominasi pencahayaan pada rumah dan juga bangunan komersial. Secara bertahap, lampu LED diharapkan dapat menggantikan posisi lampu pijar yang kurang efisien itu. Apalagi untuk menggunakan lampu LED tidak memerlukan fitting model baru, cukup dipasangkan pada fitting standar yang sudah ada. Ini memudahkan peralihan.

Wah, jadi makin tidak sabar nih untuk segera mencoba menggunakan lampu LED. Ada yang tahu, produk lampu LED bisa dibeli di mana saja? Semoga harganya terjangkau dan sebanding dengan manfaatnya.

CARA MEMBUAT LAMPU FLIP FLOP




Cara membuat lampu flip flop dengan komponen utama dua buah transistor FCS913 atau tipe yang sejenis. komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat flip flop 2 transistor ini adalah:



  • R1, R3: 22 K Ohm
  • R2, R4: 150 Ohm 
  • TR1, TR2: FCS913 atau yang sejenis
  • C1, C2: 47 Uf/16 Volt
  • Tegangan DC: 3 sampai 12 Volt
  • 2 buah LED


       Sebaiknya menggunakan PCB kosong kemudian lukis jalur rangkaiannya dengan mengikuti skema gambar diatas, atau bisa juga membuat rangkaian flip flop ini menggunakan project board. Pasang semua rangkaian seperti skema diatas, kemudian solder semuanya, dan test dengan memberikan tegangan masukan dari adaptor/power supply.

       Jika kallian tidak punya uang untuk membuat PCB kalian gunakan saja lembaran triplek, nanti jalurnya menggunakan seng yang menyerupai jalur di bawah triplek, kemudian tripleknya dilubangi untuk memasukan Komponen Elektroniknya.
contoh PCB Triplek :


       Kalau berhasil maka LED akan menyala berkedip secara bergantian,  kecepatan kedip dari LED dapat diatur dengan cara mengubah nilai capasitor/elco 47 Uf/16 volt sesuai yang diperluka

Baca yang ini


       Rangkaian ini tergolong sederhana sehingga cocok digunakan sebagai latihan untuk belajar elektronika. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat langsung gambar ini, rangkaian ini juga biasa di sebut LAMPU GENIT karena berkedap-kedip .

       Sebenarnya adalah sebuah multivibrator-astabil (multivibrator tak stabil). Kedua transistor pada rangkaian ini menghantar dan menyumbat secara bergantian sehingga lampu LED D1 dan D2 akan menyala dan padam secara bergantian. Kecepatan pergantian nyala-padam kedua LED tersebut ditentukan oleh besarnya kapasitor C1 dan C2. Makin besar nilai kapasitor tersebut akan makin lambat frekuensi pergantian nyala-padam kedua lampu LED. Dengan nilai C1 = C2 maka LED1 dan LED2 akan nyala-padam dengan frekuensi yang sama.

       Untuk mempraktekkannnya kalian bisa download Aplikasi Logislm atau membaca-baca buku ini Materi dasar tentang FLIP FLOP

Berikut ini adalah daftar komponen yang diperlukan untuk proyek rangkaian flip-flop ini.

  • R1,R4 …. 470 Ohm
  • R2,R3 …. 22K
  • C1,C2 …. 4,7uF/16 V
  • D1,D2 …. LED
  • Tr1,Tr2 …. FCS 9014

       Tegangan catu yang diperlukan adalah 9 VDC. Jika menggunakan catu daya 3 Volt (2 buah battery 1,5 Volt), R1 dan R2 bisa dihilangkan dan kaki katoda LED masing-masing langsung disambungkan ke kaki kolektor dari Transistor yang berkaitan. Kaki-kaki Transistor FCS 9014 bisa dilihat pada gambar di bawah


       Jangan lupa untuk memeriksa sekali lagi apakah semua komponen sudah terpasang dengan benar sebelum menghubungkannya ke catu daya. Periksa kaki transistor apakah basis emitor dan kolektornya sudah tepat serta LED dan polaritas kapasitornya jangan sampai terbalik. Setelah yakin semuanya sudah benar, bisa dicoba dihubungkan dengan catu daya atau battery. Silahkan bereksperimen dengan mengubah nilai C1 dan C2 untuk mendapatkan kecepatan nyala-padam yang diinginkan sesuai selera kamu.

selamat mencoba.