Pages

Selasa, 22 April 2014

Halogen? CFL? LED? Apa bedanya?



Mulai tahun ini, Amerika Serikat mungkin tidak lagi memproduksi atau mengimpor bola lampu pijar. Tahun 2007 telah perlahan-lahan mengurangi pemakaian yang menghabiskan energi terlalu besar. Namun kita masih dapat menemukan toko-toko yang menjual lampu pijar ini. Tapi jumlahnya tentu sangat terbatas.

Jadi mungkin saja untuk beberapa tahun lagi Indonesia tidak memproduksi lampu yang biasa. Lalu apa yang akan kita gunakan untuk penerangan di masa depan? Untuk kebanyakan rumah, 3 pilihan lampu ini mungkin dapat menjadi acuan:

Di artikel sebelumnya, mungkin sudah dibahas tentang lampu halogen, cfl, dan led. Tapi saya akan menjelaskannya lagi.

Halogen: Lampu ini sangat mirip dengan lampu tradisional. Secara teknis, mereka seperti lampu pijar. Tapi pada filamen dikelilingi oleh gas halogen, yang bersinar terang dan tidak terlalu banyak memakan listrik.
Lampu halogen dengan otomatis dapat menyala, dan cahaya yang dipancarkan hangat tidak silau. Untuk penjelasan mengenai bagian lampu halogen dapat dilihat disini.


Harga: (Rp 25000 - Rp 30000)
Daya Konsumsi: 43 watt
Masa pakai: 1.000 jam

Compact fluorescent lamp atau yang biasa disebut CFL. Merupakan salah satu yang memiliki banyak keunggulan. Tidak seperti lampu lainnya, CFL lebih hemat mengkonsumsi daya listrik hingga 80%, dan CFL juga tergolong lampu yang "berumur panjang". Perlu diingat CFL mengandung merkuri, jadi harap berhati-hati, dan tidak bekerja dengan saklar dimmer. 

Harga: (Rp. 30000)
Daya konsumsi: 13 watt 
Masa pakai: 10.000 jam


Light-emitting diode: LED adalah lampu yang paling populer saat ini. Tidak hanya untuk penerangan rumah, Lampu ini sudah menjadi komponen utama pada kebanyakan alat elektronik, salah satunya produsen TV. Karena cayaha yang dihasilkan oleh lampu ini memang sangat memuaskan dan jauh lebih unggul dibandingkan lampu jenis lainnya.

Harga: (Rp 144000 - Rp 200000)
Daya konsumsi: 10 watt 
Masa pakai: 25.000 jam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar